Desa WUWUR

Sejarah Desa

Dulu kala ada dua orang bersaudara, wanita dan pria. Sang kakak wanita bernama Uyut Putih dengan adiknya laki-laki bernama Mbah Darso. Dua orang kakak beradik hidup rukun damai.

Pada suatu hari timbul gagasan dari dua orang kakak beradik untuk memisahkan diri, karena walaupun saudara tetapi lain jenis sehingga anggapannya kurang baik. Karena keadaan pada waktu itu masih hutan belantara, maka keduanya ingin punya daerah/wilayah sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah kesepakatan diantara keduanya untuk membuka lahan. Mbah darso seorang laki-laki membuka lahan dengan cara babat / menebang pohon-pohon besar dan ditanamai dengan tanaman produksi. Lahan peopohonan yang sudah di tebang / di potong tadi menjadi wilayah / daerah kekuasaan Mbah darso.

Akan tertapi kakak Mbah Darso yang bernama Uyut Putih, karena seorang perempuan untuk membuka lahan tidak dengan menebang pohon, akan tetapi Uyut Putih mengumpulkan daun – daun kering kemudian membakarnya. Sesuai kesepakatan yang telah dibicarakan bersama adiknya, antara lain didalam pembakaran daun – daun kering akan timbul atau terdapat abu. Dalam bahasa jawa (Awu). Abu (Awu) tadi dibawa angin kemana – mana. Dan jatuhnya abu (awu) tadi merupakan wilayah / daerah kekuasaan Uyut Putih, yaitu daerah yang jatuhnya abu dari atas (bahasa jawa AWU SAKA NDUWUR) dan akhirnya terbentuklah sebuah Desa yang diberi nama DESA WUWUR (Awu Saka Nduwur).

Adapun gambaran umum desa Wuwur saat ini terlampir pada dokumen berikut :