Jamur merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati masyarakat terutama dijadikan sebagai olahan makanan. Selain dari masyarakat umum, jamur juga banyak diminati untuk kebutuhan hotel, restoran, medis, dan lain-lain. Banyaknya permintaan jamur di pasaran hal ini merupakan suatu potensi yang besar untuk melakukan budidaya jamur karena ketersediaanya di pasaran masih terbatas. Budidaya jamur dapat dilaksanakan dengan mudah, praktis, tidak memerlukan keahlian khusus namun hanya perlu ketekunan karena dalam pemeliharaannya jamur membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan yang bagus.
Menurut manfaatnya jamur dapat dibedakan menjadi dua yaitu jamur jamur non-edibel dan jamur edibel. Jamur non-edibel merupakan jamur yang tidak dapat dimakan. Jamur non-edibel terdiri dari dua jenis yaitu untuk obat dan jamur yang beracun. Contoh jamur untuk obat yaitu jamur lingzhi, maitake, enokitake. Contoh jamur yang beracun yaitu jamur webcaps, jamur death cop, jamur destroyimg angels, dan lain-lain. Sedangkan Jamur edibel merupakan jamur yang dapat dimakan, contohnya jamur tiram, jamur merang, jamur kancing, jamur kuping, dan lain-lain.
Jamur tiram merupakan salah satu jamur yang banyak dibudidayakan di Desa Wuwur. Terdapat beberapa pembudidaya jamur tiram diantaranya Mohammad Nurkholis, Bambang, Nur Rohmat, Agus, Arif, Suhartono, Siti, Kumaiyah, Supriyadi, Sadimin, dan Pak Mul. Hasil dari budidaya jamur kemudian dijual dalam bentuk mentahan di pasaran dengan menggunakan plastik bening dan belum berlabel. Banyaknya pembudidaya jamur di Desa Wuwur dan hanya dijual dalam bentuk mentahan saja, hal ini melatarbelakangi tim KKN-PPM UGM 2022 untuk melakukan inovasi lebih lanjut guna untuk memanfaatkan potensi desa yang sudah ada dan juga untuk menambah nilai jual dari jamur.
Untuk menambah nilai jual dari hasil budidaya jamur maka perlu dilakukan olahan dan pengerjaan lebih lanjut, salah satunya menjadi produk olahan makanan. Pelatihan pengolahan jamur menjadi produk makanan yang layak untuk dipasarkan dilakukan oleh tim KKN-PPM UGM dengan program interdisipliner dari beberapa klaster. Pelatihan yang pertama mengenai olahan jamur menjadi produk makanan nugget dilakukan oleh Aqiella Mahannada dari klaster saintek. Yang kedua pematerian mengenai identifikasi gizi pada jamur dilakukan oleh Riskiya Suci Pratiwi dari klaster medika. Pelatihan selanjutnya mengenai sistem pengemasan produk nugget jamur diberikan oleh Muhammad Alif Taufiqurrahman dari kaster saintek. Dan yang terakhir pelatihan mengenai strategi pemasaran produk nugget jamur yang diberikan oleh Alifia Indhramesti Nugroho dari klaster soshum. Dengan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KKN-PPM UGM tersebut diharapkan produk olahan jamur tiram menjadi nugget dapat menjadi produk khas Desa Wuwur yang dapat dikembangkan untuk UMKM masyarakat.
Sumber:
Achmad, A., Mugiono, M., Arianti, T., & Azmi, C. (2011). Panduan Lengkap Jamur. Depok: Penebar Swadaya.
Zulfarina, Z., Suryawati, E., Yustina, Y., Putra, R. A., & Taufik, H. (2019). Budidaya Jamur Tiram dan Olahannya untuk Kemandirian Masyarakat Desa. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 5(3), 358-370.
cr : KKN PPM UGM 2022 - Adrika